Minggu, 22 September 2019

[Book tour] Harmonies : Menemukan dan Ditemukan

September 22, 2019 0 Comments
Keterangan Buku

Judul: Harmonies

Penulis: Temillasari Dwenti

Editor: Sein Arlo

Penata Letak: Nunu

Desainer Sampul: Jipsmonyet

Penerbit: Bukune

Cetakan: Cetakan ke-1

Tahun terbit: 2019

Format: vi + 362 hlm; 14 x 20 cm

ISBN: 978-602-220-322-3

Harga: Rp 99.000,-

Rating: 🌟🌟🌟🌟



Blurb

Harmoni Senja--seorang dokter muda--selalu dibayangi rasa benci akan masa lalu yang membuatnya tidak percaya akan cinta.

Namun, siapa sangka, Haru, seorang pasien yang kehilangan ingatan membuat Senja simpati. Rasa simpiati ini kemudian menumbuhkan kembali benih-benih cinta dalam benak Senja.

Di sisi lain, Haru juga mulai mencintai Senja. Namun, seiring ingatan yang pelan-pelan kembali, nyatanya Senja hanyalah pengingat akan seseorang di masa lalu. Perempuan yang telah ia anggap sebagai cinta sejati.

Apakah mereka akan terus hidup dalam bayang-bayang masa lampau, atau berhenti untuk melihat ke depan bersama?

-------

Harmoni Senja harus pindah ke Thailand demi pekerjaannya. Di tengah usaha Senja untuk menikmati lingkungan kerja barunya, ia dihadapkan dengan pasien amnesia yang bernama Haru. Senja yang memiliki kisah kelam di masa lalu merasakan getaran hangat saat ia bersama Haru. Siapa yang menyangka, pria misterius itu akan menyebabkan sakit hatinya terulang lagi saat Senja berusaha membuka hati.

"Ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu." (Harmonies, pg. 216)

Ini pertama kali aku membaca novel kak Temi, dan aku langsung dibuat sedih karenanya. Andai ada Senja beneran, aku pengen banget peluk dokter cantik tapi judes ini. Andai bisa bertemu dengannya, aku ingin belajar tentang pengalaman hidup darinya. *tapi sayang, Senja hanya tokoh fiksi*

Setting Thailand yang disajikan Kak Temi memberikan sisi baru untuk novel-novel yang juga berlatar negara serupa. Biasanya sih porsi tempat wisata atau landmark terkenal negara Gajah Putih yang sering ditonjolkan, namun di novel ini menyajikan sisi kehidupan yang lebih nyata, seperti di rumah sakit. Di novel ini juga menceritakan profesi dokter. Yang mau jadi dokter bisa kali yah diintip novel ini 😊 

Novel ini tentang 'menemukan' dan 'ditemukan', masa lalu dan masa depan, keluarga, juga self-love. Senja menemukan sesuatu yang berbeda lewat Haru dan lainnya yang dihadirkan padanya. Sedangkan Haru yang hadir di hadapan Senja dengan keadaan yang tak biasa, merasa beruntung karena telah ditemukan oleh Senja dan teman-temannya, juga masa lalunya.

Baik Senja maupun Haru tak bisa lepas dari masa lalu, namun belajar dari masa lalu akan membuat masa depan menjadi lebih baik. Senja-lah yg lebih merasakan hal itu. Senja yg tidak percaya diri dengan dirinya yang memiliki kekurangan selalu berusaha menutupi diri dengan pekerjaan. Namun, pertemuannya dengan Haru, Dokter Baek Hyun, Dokter Natt, Dio dan lainnya membuat Senja mulai belajar mencintai diri sendiri. That's the thing we should learn from her.

Selesai membaca buku ini, aku berharap ada kelanjutan kisah Senja setelah Harmonies. Lalu, aku berharap alur cerita yang bolong bisa diisi, karena aku ngerasa kisah Senja yang memang berakhir bahagia ini sedikit memaksakan di dekat akhir. Lalu, aku juga berharap agar mereka yang memiliki perasaan yang sama seperti Senja, atau mungkin menderita penyakit seperti dokter cantik tapi suka ketus ini, bisa tersenyum dan menghadapi masa depan seperti Senja, agar tetap menikmati hangatnya senja di sore hari. 😊😊

Novel ini mengangkat konflik yang nyata, nggak menye-menye dan terlalu berlebihan. Sayang, masih ada sedikit kesalahan penulisan dan tata bahasa penggunaan bahasa Inggris yang kurang tepat. Mungkin bisa nanti diperbaiki di masa mendatang.

Aku ingin merekomendasikan Harmonies ke kalian yang mengalami nasib yang sama dengan Senja. Aku berharapa semangat Senja bisa tersampaikan kepada teman-teman yang membacanya. Semoga kalian juga terhibur dengan Senja dan teman-temannya. Dan semoga kalian bisa menemukan bahagia seperti Senja 😊😊


p.s: aku ngebayangin seluruh anggota EXO terlibat dalam novel ini saat membaca dari awal sampai akhir, lho.


See you on the next review!
Adios, ciao, annyeong, sayonara!



Selasa, 03 September 2019

Kamen Rider Zi-O: A Review

September 03, 2019 0 Comments
IWAE!

Review Kamen Rider Zi-O versi AmayaSooyun akhirnya terbit!

Yak, serial satria baja hitam ini adalah anniversary yang ke-20 dan juga Kamen Rider penutup era Heisei yang diawali oleh Kamen Rider Kuuga.

Eh, kok ... penutup era Heisei?

Jadi gini lho, per tanggal 30 April 2019, kaisar Jepang, Akihito, memutuskan untuk turun tahta. Beliau digantikan oleh Putra Mahkota Naruhito yang menduduki Tahta Krisantimum. Sesuai dengan tradisi yang berlaku di Jepang, setiap pergantian kaisar ditandai dengan bergantinya era dan sistem penanggalan di Jepang. Ketika Kaisar Akihito naik tahta setelah kematian ayahnya, Kaisar Hirohito, menandakan bahwa era Showa yang dipimpin oleh kaisar sebelumnya berganti menjadi era Heisei. Saat ini, setelah Kaisar Akihito turun tahta dan menyerahkan tahta kepada putra pertamanya, era Heisei berganti dengan Reiwa.

Nah, di era Showa ini seri Kamen Rider dimulai dari Kamen Rider Ichigo, Nigo dan terus berlanjut hingga Kamen Rider Black (Kotaro Minami ganteng banget yah 😊😊😍😍), ditambah dengan Kamen Rider ZO dan J sebagai penutup era Showa.

Era Heisei sendiri ada dua fase. Fase pertama Heisei Kamen Rider diawali dari Kamen Rider Kuuga (duh, dear Indosiar, please bring back Kamen Rider series! Kesel tiap hari nonton sinetron yang isinya soal azab azab mulu 😑😑), lanjut ke Agito, Ryuki, Faiz, Blade, Hibiki, Kabuto, Den-O, Kiva dan diakhiri dengan Kamen Rider Decade sebagai seri anniversary ke-10 Heisei Rider. Fase kedua diawali oleh Kamen Rider W, lanjut ke OOO, Fourze, Wizard, Gaim, Drive, Ghost, Ex-Aid, Build dan diakhiri oleh Zi-O.

Serial ini merupakan pemungkas dari seluruh seri Heisei Kamen Rider, sekaligus mengakhiri era Heisei Kamen Rider. Dengan mengusung tema time travel, Kamen Rider Zi-O mengisahkan perjalanan seorang anak SMA biasa bernama Sougo Tokiwa yang diramalkan akan menjadi penguasa ruang dan waktu yang lalim, Ohma Zi-O (pake tune Woz).




Kamen Rider Zi-O official name card

 

Dari segi storyline, menurutku di awal-awal tayang itu masih lambat. Mulai masuk fase Zi-O II dan munculnya Future Rider dan Woz versi satunya, cerita mulai menarik. Hingga episode akhir, aku harus bilang kalau secara keseluruhan storyline Zi-O ini oke. Meski ada yang sedikit off di aku, tapi masih oke, kok.

Zi-O poster
Dari segi cast, ehem, seperti seri-seri Heisei Rider sebelumnya, seri ini juga penuh dengan cowok-cowok ikemen dan imut. Juga heroine yang menambah list panjang ke-wibuan dan kebucinan para penggemar tokusatsu cowok, terutama Kamen Rider.

Left to right: Woz (Keisuke Watanabe), Geiz Myoukoin (Gaku Oshida), Sougo Tokiwa (So Okuno), Tsukuyomi (Shieri Ohata)

Iya, emang imut-imut semua. Okuno-kun terutama. Imut banget untuk menjadi seorang protagonis Kamen Rider. 😊😊

Yang jadi villainnya juga imut, terutama Itagaki Rihito (Heure). Bahkan, saking imutnya aku sempat menyangka kalo Heure ini cewek. Eh, pas ngomong baru ngeh kalo dia ini cowok. Habis, penampilan imutnya menipu sekali, wahai Bishonen!

Heure (Itagaki Rihito)

 

Sementara itu, para cowok-cowok penggemar Kamen Rider ngefans sama si penjahat cantik penutup era Heisei ini: Ora. Cantik, iya. Kejam, iya juga. Imut, iya juga. Tapi yang tak kusuka adalah sikap plin plannya yang terlalu mementingkan dirinya sendiri.

Ora (Ayaka Konno)

 

Dan yang terakhir, si penjahat utama penutup era Heisei. Si penjahat ungu yang gaje abis dan gila harta dan tahta: Swartz.

Swartz (Kentaro Kanesaki)

 

Aku salut sama si aktor yang satu ini dalam perannya demi menjadi mastermind seluruh timeline dengan sifatnya yang rada sedikit sableng, gila, dan maniak tahta banget. Salut!

Yang membuat Zi-O menarik sebagai seri anniversary dan sebagai penutup era Heisei ini adalah effort tim yang bergerak di belakang seri ini untuk menghadirkan aktor-aktor Heisei Rider sebelumnya. It's not an easy job to do, y'know. Mengingat sekarang para aktor utama seri Heisei sebelumnya naik peringkat dari zero to fabulously famous. Ada juga yang mendalami passion lain. Meskipun begitu, aku tetep salut sama anggota tim kreatif Zi-O yang make it all happen.

Dan bagiku, dibandingkan Decade yang juga menghadirkan tokoh utama dari seri Heisei Rider fase pertama (meski ketemunya cuman di alternate world yang bikin gondok diri saia sebenarnya 😑😑, dan cuman Wataru Kurenai aja yang nongol), Zi-O lebih dapet feelnya. Bayangin aja, tokoh utama Ryuki, Blade dan Agito hadir di Zi-O. It really needed much more efforts to invite them over. Belum lagi aktor secondary ridernya, Tsukasa Kadoya dan Kaito Daiki yang masih wara-wiri di timeline Zi-O, plus Momotaros cs. Duh, seri ini emang penutup serial yang ajib. Rame.

Kostum ... lumayan lah. Tapi untuk final formnya Zi-O ini aku ngerasa rame banget. Justru aku suka yang Zi-O Ohma form yang menurutku pantas dijadikan final form Zi-O.

Satu yang sedikit kusayangkan adalah peran Decade yang terlalu ikut campur dalam serial ini. Well, memang Kamen Rider yang kerjaannya numpang lewat aja ini tidak punya timeline sendiri. Tapi di Zi-O ini dia agak terlalu ikut campur dalam konflik. I mean ... kenapa sih gak bikin spin-off Decade kayak Ryuki yang punya spin-off? Tapi di sisi lain, para fanboy Decade garis keras malah memuji Decade dan merendahkan Sougo sebagai tokoh utama dan menilainya sebagai Rider yang ampas.

Really?

I don't think so, Bambank! 😑😑😒😒

Sougo sebagai karakter utama jelas menunjukkan progress perkembangan karakternya. Meski terkesan lambat di awal, namun semakin mendekati akhir, karakter Sougo sebagai calon raja masa depan tertempa dengan baik. Keinginannya untuk mengubah masa depan buruk yang telah ditakdirkan untuknya itu patut untuk kita tiru. Karena dia memang baik dan bijaksana, masa depan buruk itu terlewati, meski dia sempat menjadi Ohma Zi-O.


But overall, I will give this series ⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐ out of 10.

Arigatou, Heisei Rider.
Terima kasih karena sudah menemaniku selama ini.

Welcome, Reiwa Rider.
I expect quite lot from you, Zero One!


Yak, sampai ketemu di review Kamen Rider ato Super Sentai selanjutnya!