Kamis, 10 September 2020

# Hero # hobby

Kamen Rider Zero-One: A Review

 Konnichiwa,  minna-san~

Akhirnya aku kembali lagi dengan review seri Kamen Rider teranyar yang baru aja tamat.

Kamen Rider ini merupakan seri pembuka dari era baru pasca naik tahtanya kaisar Jepang yang baru.


Yak ... 

Kamen Rider Zero-One title logo

Kamen Rider Zero-One!


Sebagai pembuka era baru, seri ini juga menjadi semacam tribute untuk seri awal Kamen Rider sebelumnya: Kamen Rider Ichigo dan Kamen Rider Kuuga.

 

---

Kamen Rider Zero-One berkisah tentang seorang pemuda bernama Aruto Hiden yang ingin membuat dunia tertawa (dengan lawakan yang jayus dan garing). Sebenarnya, Aruto adalah cucu dari Korenosuke Hiden, pendiri Hiden Intelligence yang bergerak dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) berwujud robot manusia yang dinamakan Humagear.

Ketika sang kakek meninggal, ia mewariskan Hiden Intelligence pada Aruto, bersamaan dengan sistem Zero-One yang dibuat untuk melindungi humagear dari ancaman organisasi yang bernama Metsuboujinrai.net.  Organisasi ini muncul ketika ada bencana bernama Daybreak yang membuat humagear generasi awal mengamuk. Untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan, Korenosuke Hiden membuat sistem Zero-One yang nantinya digunakan oleh direktur perusahaan yang sah.

Sebagai Kamen Rider, juga direktur perusahaan, banyak hal yang harus dilakukan oleh Aruto. Beruntung dia didampingi oleh Humagear sekretaris (yang merupakan satu paket sama sistem Zero-One) yang bernama Izu. Selain itu, ada juga Isamu Fuwa, komandan pasukan A.I.M.S yang punya dendam kesumat sama Humagear tapi punya selera humor yang amburadul, Yua Yaiba, petinggi A.I.M.S yang bekerja undercover namun sebenarnya dia baik hati.

Casts of Kamen rider Zero-One

Oh iya, aku tidak boleh melupakan Jun Fukuzoe, sang Wakil Direktur Hiden Intelligence dan juga saingan Aruto (yang sebenarnya nggak tahu apa-apa). Dan juga, ada Horobi dan Jin, petinggi Metsuboujinrai.net, yang 'katanya' ingin berjuang demi kemerdekaan Humagear dan demi Ark. Nantinya, Horobi dan Jin akan ditemani oleh Ikazuchi dan Naki. 

Lalu, satu musuh lagi yang akan muncul adalah Gai Amatsu, bos ZAIA yang terlalu berambisi ingin mengambil alih Hiden Intelligence. Juga Ark yang menjadi dalang dari semua kegaduhan universe Zero-One ini.


Gai Amatsu, bos ZAIA

Dari segi tema, aku suka dengan konsep AI yang memang menjadi fokus perkembangan teknologi pada masa sekarang ini. Meski teknologi Kamen Rider Drive itu lumayan canggih, tapi teknologi AI di sini begitu dekat dengan masyarakat kita, terutama di Jepang. Picking this thing as the main issue is great.

 

Dari segi form, let me say, this is the most elegant form of Kamen Rider I've ever seen. Memang, Zero-One adalah seri pembuka  Kamen Rider era Reiwa, tapi, ketika dibandingkan dengan beberapa seri Kamen Rider era Heisei yang formnya 'meriah', aku lebih suka form dari seri ini. Pas banget sebagai pembuka era, sama seperti Kamen Rider Ichigo yang merupakan seri Kamen Rider pertama di era Showa, dan Kamen Rider Kuuga sebagai pembuka Kamen Rider era Heisei.


Dari segi plot...

Well ...

Bagiku, Zero-One adalah seri Kamen Rider dengan plot twist terbaik yang pernah ada! Cara tim produksi membagi keseluruhan seri ke dalam 3 arc berbeda juga bagus. Aku pernah membaca ulasan bahwa beberapa penggemar tidak menyukai arc ke-2 Kamen Rider Zero-One yang berpusat pada kompetisi antar ZAIA dengan produk ZAIA spec dengan Humagear Hiden Intelligence.

Menurutku, arc ke-2 ini totally related kok sama kondisi ekonomi global kita, dimana perusahaan-perusahaan yang mengembangkan barang elektronik serta perkembangan teknologinya ini melakukan persaingan di pasar global. Contohnya yaa hape kita. Banyak perusahaan gawai berlomba-lomba mencari pembeli sebanyak-banyaknya dengan menawarkan kualitas dari gawai yang mereka produksi.

Hal itu juga sama kok dengan persaingan ZAIA spec dan Humagear. Dua perusahaan ini saling 'membujuk' orang untuk menggunakan gawai buatan mereka dengan menampilkan keunggulan produk masing-masing perusahaan. Aku merasa sayang sih kalau rata-rata penggemar tidak suka dengan arc ini...

Meski di arc awal itu bagiku terkesan biasa-biasa saja, di arc terakhir baru terlihat perkembangan keseluruhan plot Zero-One. Arc terakhir lebih menekankan pada potensi tak terbatas Humagear juga kecenderungan 'perasaan' Humagear. Aku suka bagaimana tim produksi menekankan konsep 'Humagear juga punya hati', mengingat pada dasarnya robot itu buatan manusia dan tidak memiliki apa yang dimiliki oleh manusia.

Penempatan plot twistnya apik. Sangat apik. Saking apiknya aku hampir menyumpah serapah. Kalau ditanya kenapa... yah, biasanya plot twist itu 'diletakkan' di tengah seri. Tapi, plot twist yang satu ini malah diletakkan mendekati akhir cerita. Wew sekali, 'kan? Jarang lho nonton Kamen Rider dengan plot twist segila itu.

Nah, kalau dilihat dari character developmentnya, aku suka bagaimana tiap karakter berkembang, termasuk side character seperti wakil direktur Hiden Intelligence. Aruto yang di awal adalah pria muda yang garing, ceroboh, lawakannya jayus, lalu tiba-tiba ditunjuk menjadi direktur perusahaan keluarga, pasti bingung bagaimana menghadapi perubahan super mendadak ini. Seiring berlalunya waktu (dan episode), Aruto benar-benar berkembang. Tidak hanya belajar menjadi direktur yang baik, dia juga belajar menjadi dewasa dan pria yang baik (meski gaya komedi jayusnya masih dipertahankan, bahkan ditiru oleh Izu).

Aruto juga yang membuat orang-orang di sekitarnya yakin dengan kemampuan Humagear ciptaan perusahaannya yang dibuat untuk membantu manusia mengerjakan tugas luhur mereka. Dia juga yang membuat orang semacam wakil direktur Hiden Intelligence mempercayai produk buatan perusahaan yang si direkturnya ingin sekali ia singkirkan. Bahkan membuat musuh pun menghargainya.

Aku suka bagaimana para karakter menempatkan batasan bahwa hitam dan putih itu ada, bahwa mesin bisa jahat karena ulah manusia, mesin bisa baik karena ulah manusia juga. Pokoknya, dari segi character development, Zero-One emang oks punya.

Meski seri ini berakhir gantung (karena pandemi membuat syuting terkendala, jadi tim produksi terpaksa memotong beberapa episode), endingnya nanti akan terlihat di summer movie Zero-One yang akan mengakhiri cerita ini. Well, setidaknya Zero-One tidak sekupret Decade yang terlalu menggantung dan malah (bagiku) mengintervensi alur Kamen Rider Zi-O setelah seri Decade berakhir (mentang-mentang Kamen Rider numpang lewat, ya)

Satu hal lagi yang aku suka dari Zero-One adalah adanya Kamen Rider perempuan, dan masuk dalam lini Rider utama: Kamen Rider Valkyrie. Di seri Kamen Rider sebelumnya, memang ada Kamen Rider perempuan, tapi jumlahnya tidak banyak. Paling anyar adalah Kamen Rider Tsukuyomi (yang tribute to Sailor Moon banget). Aku harap, di era Reiwa ini akan banyak Kamen Rider perempuan bermunculan.

 

---

Overall, meski kurang memuaskan di akhir, namun Kamen Rider Zero-One layak mendapat sambutan meriah sebagai seri pembuka Kamen Rider di era Reiwa.

So, I will rate Aruto and his group with 8,5 🌟 out of 10 🌟


Semoga saja Kamen Rider Saber tidak mengecewakan!


---

Sore ja, mata ne~



2 komentar:

  1. Setuju untuk form, hampir gaada yang fail sih dari zero-one, apalagi bagian power up

    BalasHapus
  2. Ada alasan kenapa Arc 2 Zero-One justru gak disukai oleh para penonton. Arc ini terkesan repetitif, dimana tiap episode selalu mengulang formula yang sama. Sehingga hal ini yang membuat Zero-One yang awalnya naik pesat, tiba-tiba jatuh terperosot ke jurang. Meski begitu, ada beberapa hal menarik yang berhasil membuat sebagian fans mau menonton, karena penasaran dengan jalan ceritanya.

    BalasHapus