Minggu, 24 Januari 2016

# diary # Indonesian movie

Corat-Coret Pasca Nonton Ketika Mas Gagah Pergi the Movie

Ketika Mas Gagah Pergi...

Sebenarnya, tanpa kusadari, aku sudah pernah membaca cerpen itu ketika masih SD. Yah, sekitar kelas 4 atau 5. Ketika itu, aku masih sering datang mengaji ke rumah guru mengaji yang jaraknya lumayan jauh dari tempatku tinggal. Aku yang masih SD pun ketika bertemu Mas Gagah hanya seorang anak perempuan yang periang, masih belum mau berhijab, masih suka main di luar bareng teman-teman.




Ketika aku resmi menjadi mahasiswi, pada tahun 2013, aku bertemu dengan 'bunda'nya Mas Gagah, bunda Helvy Tiana Rosa. Sebelumnya, sengaja aku berselancar di dunia maya untuk mengetahui siapa Bunda Helvy dan karya-karya apa saja yang diterbitkannya. Hingga akhirnya aku pun kembali membaca Mas Gagah. Waktu itu, aku sudah memutuskan untuk mengenakan jilbab. Akan tetapi, dengan bertemu kembali dengan Mas Gagah serta Gita, aku merasa bahwa aku terlahir kembali dengan semangat baru. Semangat untuk tetap memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dan herannya, aku menemukan sosok Mas Gagah itu di dalam diri salah seorang kakak sepupuku :)

Bersama Bunda Helvy, Samarinda, 2013



Me and My "Mas Gagah", Papah @Lul


Begitu tahu bahwa Mas Gagah akan difilmkan dan akhirnya tayang di bioskop pada tanggal 21 Januari 2016 (last Thursday), aku pun ingin segera menontonnya. Semula, ingin sekali aku menonton Mas Gagah di bioskop di hari pertama premiere. Namun sayang, hujan melanda Kota Tepian sungai Mahakam selama 2 hari berturut-turut membuatku harus mengurungkan niatku.

Maka... Sabtu ini, bersama dengan temanku, aku pun menonton Mas Gagah! Yay~

Poster KMGP The Movie. Source: Web
Film yang dibintangi oleh Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto dan Izzah Ajrina. Mereka memang terbilang pemeran utama yang cukup 'baru' dalam film ini. Wajar saja, Bunda Helvy ingin Mas Gagah menjadi film Islami yang lain daripada yang lain. Uniknya, meski film ini dibintangi oleh aktor dan aktris muda pendatang baru, mereka didukung dengan 30 cameo aktor dan aktris papan atas Indonesia. Ada Wulan Guritno, Shireen Sungkar, Joshua, om Mathias Muchus, om Epi Kusnandar, bahkan sampai Virzha jebolan Indonesian Idol!

Moreover, film ini nggak bakal terwujud berkat usaha dari teman-teman Forum Lingkar Pena (FLP) se-Indonesia serta para penggiat Crowdfunding KMGP the Movie ini. Ini juga jadi salah satu nilai tambah yang kutemukan dari film ini. Salut deh pokoknya!

Dari segi cerita, aku tak meragukannya lagi. Film diawali dengan adegan Mas Gagah yang mendadak jatuh dari tebing curam dan tenggelam di laut itu cukup membuat terkejut. Akan tetapi, seiring alur cerita mengalir, kejutan yang kutemui semakin banyak. Begitu masuk adegan yang ada candaannya, humornya nggak tanggung-tanggung lucu. Ketika masuk adegan yang serius, seperti saat Gita marah sama Mas Gagah karena perubahannya yang cukup 'drastis', entah mengapa aku bisa merasakan amarah dan rasa kecewa Gita dan rasa sakit Mas Gagah dalam melewati cobaannya ini.

Adegan yang cukup bikin nangis itu pas Mamanya Mas Gagah datang ke Pondok Cinta. Langsung membuat air mata menetes tanpa permisi. Jadi ingat Mama di rumah Tarakan deh... (Atau mungkin pada dasarnya akunya aja kali yah yang cengeng, hehehe...) Eh, tanpa diduga, temanku pun ikutan menyeka matanya, meski aku nggak sadar itu karena terlalu fokus sama air mataku.

Well, speaking about Mas Gagah, who is portrayed by Hamas Syahid... Ehm... Harus kuakui, Bunda Helvy emang menjatuhkan karakter itu pada sosok yang tepat! Mas Gagah-nya emang gagah banget!! Ganteng! Seriously!
Eh, tapi kakak sepupuku jauh lebih ganteng sih...

Oke, abaikan yang satu ini.

Wajar kalo aku mendengar jeritan kecil para gadis-gadis muda yang nonton film ini tadi siang begitu melihat adegan ketika Mas Gagah memanggil Gita dengan julukan 'Dik Manis'. Deuu~ Jadi pengin deh dipanggil begitu sama abang ganteng kayak Mas Gagah! (tapi sayangnya, aku ini anak sulung, jadi nggak punya kakak cowok)

Mas Yudi juga ganteng. A kinda cute gentleman, menurut saya. Caranya berceramah di dalam bus serta suara lantangnya ketika ia berlatih teater membuat saya terkesima. Jadi ingat waktu masih aktif sebagai anggota klub teater pas SMA. Serta entah kenapa jadi ingat ketika aku masih sering diikutkan dalam lomba berpidato Islami saat masih SD.

Gita... Hmm... She is a bit similar like me. A sister who dotes her brother too much (for my case, my cousin). Pas Gita marahan sama abangnya, entah kenapa aku bisa merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan gadis tomboy ini. Ya, Gita yang merasa ada jarak diantara dirinya dengan abangnya yang begitu menyayanginya. Mirip banget sama aku yang entah kenapa ada jarak antara aku dengan kakak sepupuku yang paling kusayang.


Kalau boleh memberi nilai, I will give 10 out of 10 for this movie. I love the surprises in every scene of the movie. I love how Mas Gagah transforms people around him, even though it is quite difficult too... I love how Aquino Umar portrays Gita.

However, kenapa filmnya pake acara part duaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa???????!!!!!

Yang pasti... Aku HARUS NONTON PART 2nya Mas Gagah!!




Aaand~ 끝! Itu saja yang bisa kutulis hari ini. I'll write another interesting posts later. Adieu~~ *Ppyong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar