Senin, 05 Agustus 2019

# book review # book tour

[Book tour] Midnight Restaurant: Restoran Horor di Tengah Malam



Keterangan Buku

Judul: Midnight Restaurant

Penulis: Daniel Ahmad

Editor: Sulung S. Hanum dan Ry Azzura

Penata Letak: Putra Julianto dan Gita Ramayudha

Desainer Sampul: Agung Nurnugroho

Penerbit: GagasMedia

Cetakan: Cetakan ke-1

Tahun terbit: 2019

Format: iv + 306 hlm; 14 x 20 cm

ISBN: 978-979-780-940-9

Harga: Rp 88.000,-

Rating: 🌟🌟🌟



Blurb

Saat jam antik di restoran bernama Hanggareksa berdentang dua belas kali, satu per satu dari mereka yang sedang menyantap makanan tersungkur dan meregang nyawa. Sandi yang baru beberapa menit masuk di restoran itu, segera berlari ke luar untuk mencari bantuan. Namun, saat ia menoleh ke belakang, yang dia dapati hanya restoran sepi yang terpampang tulisana "TUTUP".

Sepulang mengantar pesanan untuk restoran itu, Lukman sering dihantui sesosok perempuan tua brwajah beringas saat mengendarai mobil tua milik bosnya. Beberapa kali sosok itu menjadi penyebab kecelakaan yang hampi rmerenggut nyawanya.

Baru beberapa kali bekerja di restoran itu, kesehatan Nova menurun. Dia sering pingsan, juga tak sadarkan diri. Dia pun sering mengalami kerasukan. Terparah, dia ingin mengakhiri hidupnya dengan loncat dari ketinggian.

Baik Sandi, Lukman, maupun Nova, ketiganya punya kisah yang sama; mengalami nasib buruk saat bersinggungan dengan Hanggareksa, restoran dengan bangunan pninggalan zaman Belanda.

Apa sebenarnya yang tersembunyi di sana?
Apakah ketiga kisah itu saling berkaitan?

Kamu bisa membuktikannya sendiri; masuk dan perhatikan sekitar, kamu akan temukan jawabannya.




------

Midnight Restaurant merupakan novel yang diangkat dari platform Kaskus dan Wattpad yang menarik perhatian para pembacanya, dan ini adalah karya pertama yang dibukukan. Novel ini menceritakan pengalaman mistis dari tiga tokoh sentral dan juga kejadian tragis di balik megahnya sebuah restoran bernama Hanggareksa.

Novel ini mengambil tiga sudut pandang yang mungkin akan membuat bingung pembaca yang kurang fokus untuk memahami kisah novel ini, termasuk aku yang pertama kali membaca novel ini. Tiga karakter tersebut secara berurutan menceritakan pengalaman mistis mereka dengan restoran aneh bin misterius itu. Mulai dari Sandi, si mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan tepat di sebelah restoran Hanggareksa; Nova, gadis normal yang bertingkah aneh setelah bekerja di restoran itu; dan Lukman, supplier Hanggareksa yang mulai merasa aneh dengan barang yang diantarnya.

Sandi yang awalnya tak tahu menahu soal Hanggareksa, nekad mendatangi restoran itu saat tengah malam hampir menjelang. Begitu tengah malam datang, dentang jam tua di restoran itu menandakan akan sesuatu yang tak 'biasa' dalam gedung restoran itu, dan akhirnya Sandi kabur dari restoran itu. Akan tetapi, pengalaman tak mengenakkan itu justru memancing rasa penasaran sekaligus rasa takut pemuda itu.

Lain lagi dengan Nova. Ia bercerita lewat isi buku hariannya yang ternyata membuatnya menjadi aneh semenjak bekerja di Hanggareksa. Nova bukanlah Nova, itu yang bisa disimpulkan oleh orang-orang terdekat perempuan muda itu. Untungnya, nasib baik masih berpihak padanya.

Sedangkan Lukman yang begitu sayang dengan anak perempuan semata wayangnya merasa curiga ketika Vivi yang biasa ditinggal ayahnya sendirian di rumah mengaku bahwa ada seorang bibi yang menjaganya. Dan mobil yang biasa dikendarainya belakangan ini selalu membuatnya hampir celaka.

-----

Menurutku yang membaca horor selain Dracula untuk pertama kalinya, novel ini menyeramkan (kalau bukan menyeramkan, bukan horor namanya). Menegangkan, dan membuat orang tertawa karena satu karakter di novel ini. Ide tentang kelompok occult ini mengingatkanku sekilas pada film Pengabdi Setan, namun eksekusinya mulus. Aku juga nggak menyangka bahwa antagonis utama dalam novel ini adalah orang yang tak disangka sama sekali. Dan ini menjadi salah satu kekuatan novel ini.

Karakterisasi tiap tokoh kuat. Tetapi ada satu karakter yang kusuka dari novel ini. Samson namanya. Kak Daniel menempatkan abang yang satu ini sebagai comic relief di tempat yang tepat. Di tengah-tengah tegangnya suasana, eh ada dia muncul dengan segala keunikannya. Dan dia juga membuat kisah ini berakhir dengan tawa, bukan dengan bulu kuduk yang masih merinding.

Kesalahan pengetikan masih bisa kutemukan, dan ada beberapa ungkapan yang tak kupahami saat membaca pertama kali. Butuh bolak-balik halaman berkali-kali hingga akhirnya paham. Meskipun begitu, buku ini tetap keren, dan a total page turning one.

'Bunyinya adalah simbol waktu, dan waktu adalah sesuatu yang sangat mahal, yang sekali dihabiskan, takkan bisa kembali.' (Midnight Restaurant, pg. 294)


Nah, masih berani untuk pergi ke Hanggareksa di tengah malam?

-------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar