Selasa, 20 Juni 2023

# Hero # hobby

Kamen Rider Revice : A Review

 Halo, semuanya!

Missing my Tokusatsu review so bad? ๐Ÿ˜

Now, I am back with a review about the third Kamen Rider in Reiwa era: Kamen Rider Revice!!


Kamen Rider Revice's trademark title


Kamen Rider yang sekaligus menjadi seri yang merayakan 50 tahun berdirinya Kamen Rider ini memiliki tema yang menurutku agak aneh sih. Keluarga, stempel (?), onsen, dan sisi lain manusia. Kamen Rider utama dalam seri ini adalah Kamen Rider Revi, alias Ikki Igarashi, si sulung keluarga Igarashi (portrayed by Kentaro Maeda), yang punya "iblis" bernama Vice (voiced by Subaru Kimura). Vice juga ikut berubah menjadi Kamen Rider Vice ketika Ikki berubah.

Musuh utama yang harus dihadapi adalah Deadmans, kelompok kultus yang memuja Giff dan memaksa orang-orang tak berdosa menjadi kawanan mereka. Kelompok ini dipimpin oleh tiga 'jenderal' yang kostumnya bermotif Amerika Latin banget: Olteca,  Julio, dan Aguilera. Bersama dengan Ikki, ada juga organisasi Fenix yang dibentuk untuk melawan Deadmans. Namun, kenyataannya mungkin tidak semudah yang dibayangkan...

Revice cast, without Junya Komatsu


Okay, secara major theme sih, bagiku agak oke dan masih bisa diterima, mengingat manusia itu juga punya sisi lain yang di sini, direpresentasikan oleh 'Iblis' yang bisa berwujud, bisa berupa kepribadian lain, atau 'Iblis' yang lucu seperti boneka. Dan mau tidak mau, suka tidak suka, kita hidup berdampingan dengan sisi ini. It depends on us to control it.

Cuma, dari plotnya, aku kurang suka menjelang bagian akhir seri. Arc pertama seri ini masih acceptable. Tapi, ketika masuk ke arc kedua dan final, aku hampir agak kesulitan mencernanya. Aku kurang sreg di penempatan Giff sebagai musuh utama keseleruhan seri itu harus berakhir bagaikan MOTW (Monster of The Week) menjelang akhir. Ditambah lagi dengan kehadiran pimpinan baru Fenix dan munculnya organisasi baru bernama WEEKEND di paruh kedua seri membuat Revice ini seakan-akan kayak main mafia atau werewolf gitu. 

Lalu, pemecahan masalah beberapa karakter ini menurutku juga kurang pas penempatannya, seakan-akan konfliknya sengaja banget diperpanjang. Contohnya aja kayak daddy issue yang dialami oleh George Karizaki (my fave character in this series, te-hee). Harusnya sih bisa diselesaikan di tengah-tengah seri. But concluding this while making George as the last Kamen Rider to appear, it's a bit no for me. Also, penyelesaian Ikki dan Vice di akhir seri membuat Revice ini seakan punya open ending (yang mungkin bakal benar-benar berakhir di movie Geats vs Revice).

Costume wise, oke. Just okay, sih. Meski aku agak aneh sama final form Jeanne yang mirip kayak Phoenix Bronze Clothnya Saint Seiya. Untuk tema commemorativenya sih lumayan acceptable, tapi formnya yang kadang CGInya kentara banget itu membuatku agak mengernyitkan kening.


Despite of all the controversies it had, this series is quite enjoyable for me to watch. So, I will rate it 7 out of 10 ๐ŸŒŸ

I will give my views on Kamen Rider Geats once after I finish watching it. So, until the next post, fellas!

Bye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar